Kamis, 04 Oktober 2012

Tata Kota Semakin Amburadul

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono meminta para pemangku kepentingan menyatukan pandangan dan langkahnya dalam membangun dan menata perkotaan agar dalam 20 hingga 50 tahun tetap sebagai kawasan memadai. "Penataan kota harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan konsisten dan berkesinambungan dan tidak terhenti tiap lima tahun," kata Wapres Boediono saat menyampaikan sambutan dalam memperingati Hari Habitat Dunia (HHD) 2012 di Istana Wapres Jakarta, Senin (1/10/2012). Hadir dalam acara itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri perumahan Rakyat Djan Faridz. Peringatan HHD diselenggarakan oleh Indonesia setiap tahun dengan penyelenggara utama bergantian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat. Puncak peringatan HHD 2012 ditetapkan Badan PBB jatuh pada 1 Oktober 2012. Menurut Boediono, sejumlah kota di negara berkembang banyak yang tidak mampu memberi kualitas hidup memadai bagi penduduknya dan kondisi itu adalah nyata. Dia mengingatkan, kalau negara berkembang tidak memiliki rencana perkotaan yang pas dan konsisten, akan muncul suatu problema lebih besar yang pada akhirnya akan memunculkan akumulasi arus urbanisasi. "Sebelum kita pada tingkat seperti itu, maka perlu dipikirkan pembangunan kota di daerah untuk jangka menengah," kata Wapres. Boediono mengatakan, landasan utama untuk mengatasi arus urbanisasi adalah menyatukan pandangan semua pemangku kepentingan, baik kelompok pemerhati, ahli di universitas, serta pimpinan dunia usaha yang memiliki kepedulian memperbaiki tata kota. Ia mengaku yakin, jika semua pihak bisa menyatukan pandangan dan langkah, penataan kota yang baik akan bisa tercapai hingga 20 sampai 50 tahun ke depan. Pemerintah bisa sebagai motornya dalam menyusun suatu cetak biru kawasan perkotaan. "Perlu ada rambu-rambu nasional yang melandasi pembangunan kota di Indonesia yang ditampung dalam strategi pembangunan nasional untuk rencana aksi dukung bersama, bukan langkah sendiri-sendiri," ujar Boediono. Mengenai tata kota yang sudah semakin amburadul, Wapres mengatakan, kunci perbaikan adalah penataan kembali. Namun, kata Boediono, yang harus ditata bukan pemukiman terlebih dahulu, tapi lokasi kegiatan usaha atau ekonomi. "Lokasi usaha itu ibarat gula. Kalau gula disebar ke sejumlah tempat, maka semut akan datang dengan sendirinya dan menyebar," tutur Boediono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

my created

fhotoku

Followers

ipin